Selasa, 26 Oktober 2010

Manusia: Makhluk Sempurna Bukan Manusia Sempurna

Terkadang kita sering tidak memahami arti hidup ini, dimana kita dituntut untuk saling menghargai dan memahami orang laen, tapi sering yang ada adalah sebuah keegoisan kita. Orang lain di"wajib"kan untuk memahami dan menghargai kita, tapi disisi lain kita tidak mau memahami dan menghargai mereka. Hal ini sesuai dengan konsep yang ada dalam ilmu sosial bahwasanya manusia selain sebagai makhluk sosial, dia juga sebagai makhluk individu. Makhluk sosial dimana manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya dan makhluk individu dimana manusia harus bisa mempertahankan diri dengan apa yang dimilikinya. Seandainya di dunia ini kita hanya sendiri apakah kita mampu untuk bertahan hidup.
Sejak kita lahir kita sudah membutuhkan orang lain. Kita tidak akan ada kalo kita tidak mempunyai kedua orang tua, Kita tidak bisa berjalan kalau tidak ada yang menuntun kita. Kita tirak akan pernah tahu kalo tidak ada yang mengajarkan pengetahuan kepada kita. Dan sederatan lainnya yang membuktikan bahwa kita adalah makhluk sosial.

Kita sebagai manusia memang diciptakan dengan sangat sempurna jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Satu hal dalam kesempurnaan itu adalah karena kita diberi dengan akal. Hanya itu perbedaan kita dengan makhluk yang lainnya, Kita punya kulit, mereka juga punya, Kita punya mata, mereka semua juga punya. Terus apalagi yang berbeda, hanya akal saja yang membedakan. Kita dianugerahi akal agar kita mampu menfasirkan segala apa yang ada di dunia ini, bukan hanya menyalahgunakan akal tersebut.


Dengan akal manusia dituntut untuk mencari penghidupan yang layak di dunia. Kita diwajibkan untuk mencari rezeki semampu kita, meskipun semuanya telah ada yang mengatur. Tapi terkadang dengan rezeki kita, kita terlupa bahwa sebagaian dari rezei yang kita terima bukanlah milik kita, melainkan milik saudara-saudara kita yang membutuhkan. Jika kita tidak memberikan bagian dari yang menjadai hak mereka, apakah kita masih punya sikap menghargai antar sesama, itulah kemudian yang menjadi sebagian dari ciri manusia sebagai makhluk sosial seperti di atas. Apakah dengan mempunyai harta banyak kita bisa hidup di dunia ini dengan bahagia. Harta tidak akan pernah bisa menjamin itu semua, Kita hidup bahagia ditentukan bagaimana kita bisa mengelaborasi diri kita selain sebagai makhluk sosial, selain itu juga sebagai makhluk individual. "Orang kaya itu bakanlah karena dia banyak harta, akan etapi orang kaya adalah orang yang kaya akan hati", itulah pelajaran yang dapat diambil ketika dulu waktu "berguru" pada orang cerdas.

Dengan harta banyak, apakah kemudian kita bisa sempurna hidup kita, toh pada akhirnya harta yang kita miliki di dunia tidak akan pernah bisa kita bawa ketika kita mati nanti. Jadi pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna, akan tetapi manusia merupakan makhluk yang sempurna. Dengan adanya kesadaran seperti ini diharapkan bahwa pada akhirnya tidak ada lagi kesombongan yang ada di atas muka bumi ini. Tidak ada kesombongan yang mampu ditunjukkan manusia terhadap sesamanya, karena semua itu pada akhirnya akan musnah juga, tidak akan pernah kekal, kerena semua yang ada di dunia ini akan rusak, tanpa terkecuali manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar